Entri Populer

Sunday 12 May 2013

DAYA HANTAR LISTRIK

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Larutan garam dapur (natrium klorida) ketika diberikan arus listrik  dapat menyebabkan lampu menyala terang dan timbul gas di sekitar elektroda. Larutan asam sulfat dan natrium hidroksida juga menunjukkan hal yang sama.  Larutan asam cuka dan amonium hidroksida ketika diberikan arus listrik lampu tidak menyala, tetapi pada elektroda timbul gas. Sedangkan jika arus listrik diberikan pada larutan gula dan larutan urea tidak mampu menyalakan lampu dan juga tidak timbul gas pada elektroda. Perbedaan adanya nyala pada lampu serta terbentukknya gelembung disekitar elektroda menunjukkan daya hantar listrik dari tiap-tiap larutan berbeda beda. Ada larutan yang dapat dengan baik menghantarkan arus listrik, ada yang lemah, bahkan ada larutan yang sama sekali tidak dapat menghantarkan arus listrik
Setiap larutan juga memiliki kemampuan/kekuatan yang berbeda-beda dalam menghantarkan listrik. Misalkan saja larutan garam dapur yang dapat menghantarkan listrik. Antara larutan garam dapur pekat dengan larutan garam dapur encer, kedua larutan tersebut tentu akan memberikan kekuatan hantran listrik yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan kedua larutan memiliki konsentrasi yang berbeda.  Untuk lebih memahami mengenai daya hantar listrik pada beberapa senyawa serta pengaruhnya terhadap konsentrasi maka dilakukan percobaan yang berjudul daya hantar listrik.

1.2  Tujuan
1.      Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa.
2.      Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.









BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1 Akuades
Akuades juga biasa disebut dengan air. Jika akuades mengenai mata, kulit, tertelan, atau juga terhisap, tidak menimbulkan gejala serius atau tidak berbahaya. Namun jika terjadi iritasi segera dibawa ke pihak medis (Anonim, 2012).
2.1.2        Larutan CH3COOH
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan kemerahan, nyeri dan luka bakar. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang lembut. Carilah saran medis jika terjadi iritasi. Tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi jaringan mata. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah  Segera menahan kelopak mata terbuka dan dibasuh dengan air selama minimal 15 menit.  Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Bila terhirup tidak dianggap sebagai bahaya dengan penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan jika diperlukan. Jika tertelan dapat menyebabkan iritasi pada sistem lambung dengan gejala mual, muntah, kram, dan diare. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu. Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis (Anonim, 2012).
2.1.3        Larutan NaOH
Kontak dengan kulit menyebabkan  iritasi, gatal, panas. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena kontak natriun hidroksida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit. Kontak dengan mata menyebabkan  iritasi, gatal, kemerahan, dan perih. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk dan dada sesak. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan. Konsumsi dalam jumlah besar akan membahayakan janin, terbakar di mulut dan tenggrokan, nyeri di dada, muntah-muntah dan tekanan darah rendah. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu (Anonim, 2012).
2.1.4        Larutan HCl
Kontak dengan kulit menyebabkan luka bakar dan dermatis. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena kontak asam klorida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit dan segera lepaskan pakaian yang etrkontaminasi. Kontak dengan mata menyebabkan  iritasibahkan dapat menyebabkan kebutaan. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan bronchitis kronis. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah dipindahkan ketempat yang cukup udara, diberikan nafas buatan atau oksigen. Jika tertelan akan menyebabkan luka bakar pada membrane mukosa di mulut dan esophagus. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu (Anonim, 2012).
2.1.5        NH4OH
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi, kemerahan dan gata-gatal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang lembut. Carilah saran medis jika terjadi iritasi. Tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi jaringan mata. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah  Segera menahan kelopak mata terbuka dan dibasuh dengan air selama minimal 15 menit.  Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Bila terhirup tidak dianggap sebagai bahaya dengan penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan jika diperlukan. Jika tertelan dapat menyebabkan iritasi pada sistem lambung dengan gejala mual, muntah, kram, dan diare. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu. Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis (Anonim, 2012).
2.1.6        Larutan NaCl
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi kulit. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang lembut. Carilah saran medis jika terjadi iritasi. Tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi jaringan mata. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah  Segera menahan kelopak mata terbuka dan dibasuh dengan air selama minimal 15 menit.  Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Bila terhirup tidak dianggap sebagai bahaya dengan penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan jika diperlukan. Jika tertelan dapat menyebabkan iritasi pada sistem lambung dengan gejala mual, muntah, kram, dan diare. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu. Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis (Anonim, 2012).
2.1.7        Larutan NaBr
Kontak dengan kulit menyebabkan  iritasi ringan seperti kemerahan dan gatal-gatal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena kontak natriun hidroksida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit. Kontak dengan mata menyebabkan  iritasi, gatal, kemerahan, dan perih. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk dan dada sesak. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan. Konsumsi dalam jumlah besar akan membahayakan janin, terbakar di mulut dan tenggrokan, nyeri di dada, muntah-muntah dan tekanan darah rendah. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu (Anonim, 2012).
2.1.8        Larutan NaI
Kontak dengan kulit iritasi kulit. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena kontak asam klorida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit dan segera lepaskan pakaian yang etrkontaminasi. Kontak dengan mata menyebabkan  iritasi mata. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran perrnafasan. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah dipindahkan ketempat yang cukup udara, diberikan nafas buatan atau oksigen. Jika tertelan akan menyebabkan luka bakar pada membrane mukosa di mulut dan esophagus. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu (Anonim, 2012).
2.1.9        NH4Cl
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi, kemerahan dan gata-gatal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang lembut. Carilah saran medis jika terjadi iritasi. Tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi jaringan mata. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah  Segera menahan kelopak mata terbuka dan dibasuh dengan air selama minimal 15 menit.  Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis. Bila terhirup tidak dianggap sebagai bahaya dengan penggunaan laboratorium normal. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan jika diperlukan. Jika tertelan dapat menyebabkan iritasi pada sistem lambung dengan gejala mual, muntah, kram, dan diare. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah diberikan beberapa gelas air atau susu. Segera dapatkan bantuan medisdan tunjukkan MSDS untuk praktisi medis (Anonim, 2012).
2.2  Daya Hantar Listrik
Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokkan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Berdasarkan daya hantarnya, senyawa dibagi menjadi elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat yang di dalam larutanya akan terdisosiasi atau akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Ditinjau dari kesetimbangan peruraiannya atau derajat disosiasinya, elektrolit dibagi menjadi: elektrolit kuat, yaitu zat yang dalam larutannya terdisosiasi sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Zat ini sangat mudah terionisasi dalam larutan, dengan derajat ionisasi 1 atau mndekati 1, misalnya garam-garam alkali, asam kuat dan basa kuat. Elektrolit lemah, yaitu zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0, misalnya sebagian kecil garam-garam, asam lemah dan basa lemah (Supriyana, 2004).
Senyawa yang larutanya dalam air tidak dapat menghantarkan listrik disebut larutan nonelektrolit. Jika sepasang elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dialiri dengan sumber arus searah, maka ada kemungkinan arus yang mula-mula besar menjadi mengecil, ini terjadi karena kemungkinan terjadi peristiwa elektrolisis yang menyebabkan timbulnya lapisan di permukaan elektoda. Hal ini menyebabkan daya hantarnya menjadi berkurang, sehingga untuk mencegah hal tersebut pada larutan elektrolit digunakan arus bolak-balik. Jika dalam larutan elektrolit dihubungkan tegangan melalui kedua elektroda, maka akan timbul medan listrik antara kedua elektroda tersebut, akibatnya ion positif akan bergerak menuju elektroda negatif (anoda) untuk mengambil elektron dari elektroda ini (oksidasi), sedangkan ion negatif akan bergerak menuju elektroda positif (katoda) untuk menyerahkan elektron pada elektroda ini (reduksi). Ini berarti dalam larutan elektrolit ini terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang satu menuju elektroda yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion (Sukardjo, 1997).
Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak kearah elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda positif (anoda) dan ion positif akan bergerak ke elektroda negative (katoda)). Pergerakan ion-ion ini ekivalen dengan aliran elektron sepanjang kawat logam. Larutan yang mengandung suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik. Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elaktron yang membawa aliran negatif melalui suatu pengantar. Perpindahan muatan ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara dua tempat tersebut.Arus listrik akan mengalir dari tempat yang potensialnya tinggi ke tempat potensialnya rendah. Jika suatu elektroda yang dialiri listrik dengan potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarya tahanan. Makin besar tahanan, semakin kecil arus yang dihasilkan (Bird, 1987).
Tahanan tergantung pada jenis elektrolit dan konsentrasi. Aliran listrik dalam suatau larutan elektrolit akan memenuhi hukum Ohm, yang menyatakan bahwa; “besarnya arus listrik (I Ampere) yang mengalir melalui larutan sama dengan perbedaan potensial (V Volt) dibagi dengan tahanan (R Ohm). Secara matematika hukum Ohm dapat ditulis :

Tahanan suatu larutan bergantung pada dimensi larutan lainya berdasarkan rumus :
ρ = tahanan spesifik atau resistivitas (Ohm.cm)
l = panjang (cm)
A = luas penampang (cm2)
(Stoker, 1993).
Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R). Daya hantar listrik disebut Konduktivitas. Satuannya disingkat Ω-1cm-1. Konduktivitas digunakan untuk pengukuran larutan/cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas. Energi listrik dapat di transfer melalui materi berupa hantaran yang bermuatan listrik yang berwujud arus listrik. Ini berarti bahwa hars terdapat pembawa muatan listrik di dalam materi serta adanya gaya yang menggerakkan pembawa muatan tersebut. Pembawa muatan dapat berupa elektron seperti logam, dapat pula berwujud ion positif dan ion negative seperti dalam larutan elektrolit dan lelehan garam. Pembawa muatan yang berwujud logam disebut elektrolit atau metalik, sedangkan pembawa muatan yang berupa larutan disebut ionik atau elektrolit. Gaya listrik yang membuat muatan bergerak biasanya berasal dari baterai, generator atau sumber energy listrik yang lain. Perpindahan muatan listrik dapat terjadi bila terdapat beda potensial antara satu tempat terhadap yang lain, dan arus listrik akan mengalir dari tempat yang meiliki potensial tinggi ke tempat potensial rendah. Terjadinya arus listrik didalam suatu larutan dikarenakan adanya ion yang bergerak (Supriyana, 2004). 
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
-          Adanya hidrasi
-          Orientasi atmosfer pelarut
-          Berat dan muatan ion
-          Gaya tarik antar ion
-          Temperatur
-          Viskositas
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada: (1) jumlah ion yang ada, (2) kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada.
Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga (
Bird, 1987).
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut penghantar kedua. Hantaran listrik ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya berkurang bila temperatur naik. Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan(Supriyana, 2004).
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai daya hantar molar larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar. Larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya hantarnya semakin besar. Larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan (Sukardjo, 1997).
Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada konsentrasi tertentu menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Sifat umum dari elektrolit kuat adalah konduktivitas akan berkurang dengan bertambahnya konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah konduktivitas molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai yang rendah pada saat konsentrasi bertambah. Larutan elektrolit kuat mempunyai konduktiviyaslebih tinggi daripada elektrolit lemah, hal ini karena zat elektrolit terdisosiasi secara sempurna didalam larutan, berarti larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik. Penggolongan dengan cara ini juga bergantung pada zat terlarut dari pelarut yang digunakan(Stoker, 1993).
Kemampuan suatu pengahtar untuk memindahkan muatan listrik dikenal sebagai daya hantar listrik yang besarnya berbanding terbalik dengan tahanan (R).
  =  daya hantar (Ohm-1)
  =  tahanan (Ohm)
(Tim Kimia Fisik, 2012).








BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.      Gelas piala 100 mL
3.1.2        Bahan
1.      Minyak tanah
2.      CH3COOH
3.      NH4OH
4.      HCl    
5.      NaOH
6.      NaCl
7.      NaBr
8.      NaI
9.      NH4Cl

3.2      Skema Kerja
3.2.1  Skema Alat









 



                       
                                                                    
                     saklar                   multimeter                             
                                                                                                larutan


3.2.2 Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa


Minyak tanah, asam cuka glasial, air suling larutan nacl dalam kristal nacl.

 
 




-          dimasukkan masing-masing ke dalam 5 buah gelas piala ukuran 100 ml
-          diukur masing-masing daya hantar lisriknya dengan menyusun rangkaian listrik seperti pada gambar 3.2.1
-          ditentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor atau isolator)


Hasil
 
 



3.2.3        Pengaruh konsentrasi terhadap konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit kelompok I


 


-    dibuat larutan dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10M; 0,50 M; dan 1,00 M dengan volume 25 ml
-    diukur daya hantar listriknya, dimulai dari yang encer
-    digambar grafik hubungan daya hantar listrik terhadap konsentrasinya
-    ditentukan senyawa mana yang termasuk elektrolit kuat dan mana yang lemah


Hasil
 
 












3.2.4        Pengaruh konsentrasi terhadap konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit kelompok II


NaCl, NaBr, NaI, NH4Cl

 
 


-    dibuat larutan dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,1 M; 0,5 M; dan 1M, dengan volume 25 ml
-    diukur daya hantar listriknya
-    digambarkan grafik hubungan daya hantar listrik terhadap konsentrasi.
-    dibandingkan daya hantar listrik kation dan anion segolongan.


Hasil
 
 


























BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Daya Hantar Listrik Beberapa Senyawa
Senyawa
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
Minyak tanah
5
0
0
0
0
0
0
0
0
Asam asetat glasial
5
0
0
0
0
0
0
0
0
Air suling
5
0.2
0.2
0
0
25000
4X10-5
0.2
0.2
Larutan NaCl
5
2
4
1.73205081
43.3013
1250
8X10-4
5
5

4.1.2 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Daya Hantar Larutan Elektrolit
4.1.2.1 Larutan Kelompok 1
CH3COOH
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
1
1.00
0.00
0.00
3000.00
0.00033333
3.00
1
3.00
1
0.05
3.00
1.7
1.77
0.12
6.54
1698.11
0.00058889
3.00
1.9
3.00
1.7
0.1
3.00
2.6
2.60
0.20
7.69
1153.85
0.00086667
3.00
2.8
3.00
2.4
0.5
3.00
3
2.97
0.06
1.95
1011.24
0.00098889
3.00
3
3.00
2.9
1
3.00
5
5.00
0.00
0.00
600.00
0.00166667
3.00
5
3.00
5


NH4OH
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
0.8
0.90
0.10
11.11
3333.33
0.0003
3.00
1
3.00
0.9
0.05
3.00
3.4
3.20
0.20
6.25
937.50
0.00106667
3.00
3.2
3.00
3
0.1
3.00
3.7
3.47
0.21
6.00
865.38
0.00115556
3.00
3.3
3.00
3.4
0.5
3.00
3.1
3.27
0.15
4.68
918.37
0.00108889
3.00
3.4
3.00
3.3
1
3.00
6
5.67
0.58
10.19
529.41
0.00188889
3.00
6
3.00
5

HCl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
8
8.33
0.58
6.93
360.00
0.00277778
3.00
8
3.00
9
0.05
3.00
21
22.00
1.00
4.55
136.36
0.00733333
3.00
23
3.00
22
0.1
3.00
17
17.33
0.58
3.33
173.08
0.00577778
3.00
17
3.00
18
0.5
3.00
61
65.67
4.16
6.34
45.69
0.02188889
3.00
69
3.00
67
1
3.00
118
119.33
3.21
2.69
25.14
0.03977778
3.00
123
3.00
117




NaH4Cl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
3.4
3.47
0.21
6.00
865.38
0.00115556
3.00
3.7
3.00
3.3
0.05
3.00
13
12.00
1.73
14.43
250.00
0.004
3.00
13
3.00
10
0.1
3.00
14
15.33
1.53
9.96
195.65
0.00511111
3.00
15
3.00
17
0.5
3.00
28
28.00
0.00
0.00
107.14
0.00933333
3.00
28
3.00
28
1
3.00
35
34.33
1.15
3.36
87.38
0.01144444
3.00
35
3.00
33

4.1.2.2 Larutan Kelompok 2
NaCl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
3.4
3.43
0.057735027
1.68
873.7864
0.001144
3.5
3.4
0.05
3
10
11.00
1
9.09
272.7273
0.003667
11
12
0.1
3
16
15.00
1
6.67
200
0.005
14
15
0.5
3
24
23.00
1
4.35
130.4348
0.007667
22
23
1
3
30
29.33
0.577350269
1.97
102.2727
0.009778
29
29



NaBr
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
3.1
3.17
0.057735027
1.82
947.3684
0.001056
3.2
3.2
0.05
3
16
15.67
0.577350269
3.69
191.4894
0.005222
16
15
0.1
3
25
24.67
1.527525232
6.19
121.6216
0.008222
26
23
0.5
3
47
50.33
3.511884584
6.98
59.60265
0.016778
54
50
1
3
118
116.00
6.244997998
5.38
25.86207
0.038667
109
121

NaI
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
5
5.00
0
0.00
600
0.001667
5
5
0.05
3
31
30.67
0.577350269
1.88
97.82609
0.010222
30
31
0.1
3
49
43.33
5.131601439
11.84
69.23077
0.014444
39
42
0.5
3
72
67.67
4.509249753
6.66
44.33498
0.022556
68
63
1
3
48
51.33
3.055050463
5.95
58.44156
0.017111
54
52



NH4Cl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
2.7
3.00
0.3
10.00
1000
0.001
3.3
3
0.05
3
15
16.33
1.154700538
7.07
183.6735
0.005444
17
17
0.1
3
26
25.33
2.081665999
8.22
118.4211
0.008444
27
23
0.5
3
40
37.33
2.309401077
6.19
80.35714
0.012444
36
36
1
3
63
62.67
0.577350269
0.92
47.87234
0.020889
63
62

4.2 Pembahasan
            Percobaan yang berjudul daya hantar listrik bertujuan untuk mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elektron yang membawa aliran negatif melalui suatu pengantar. Jika suatu elektroda yang dialiri listrik dengan potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarya tahanan. Makin besar tahanan, semakin kecil arus yang dihasilkan. Secara matematis dituliskan sebagai:
Setiap larutan memiliki kemampuan/kekuatan yang berbeda-beda dalam menghantarkan listrik. Kemampuan suatu penghantar untuk memindahkan muatan listrik disebut dengan daya hantar listrik. Nilai dari daya hantar listrik berbanding terbalik dengan tahanan (R). Semakin kecil tahanan dari sutu penghantar, kemampuan untuk menghantarkan muatan listrik akan semakin besar. Jika ditulis secara matematis hubungan antara tahanan (R) dan daya hantar listrik (L) adalah:
            Kegiatan pertama pada praktikum daya hantar listrik adalah menentukan daya hantar lisrik dari berbagai senyawa. Senyawa yang dapat menghantarkan listrik biasanya disebut konduktor dan senyawa yang tidak dapat menghantarkan litrik disebut isolator. Empat jenis larutan yang berbeda diukur arus listriknya menggunakan alat yang disebut avometer. Avometer adalah singkatan dari ampere, voltage dan ohm meter sehingga avometer adalah alat yg berfungsi atau memiliki kegunaan untuk mengukur ketiga besaran listrik seperti arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik. Selain untuk mengukur ketiga besaran listrik tersebut avometer dapat juga dipakai untuk mengukur kondisi komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor, dan trafo. Larutan yang digunakan adalah minyak tanah, asam cuka glasial, air suling, dan larutan NaCl. Berdasarkan data pengamatan, minyak tanah dan asam cuka glacial arus yang terukur pada avometer adalah 0 A sehingga daya hantarnya juga nol. Senyawa yang memiliki nilai nol pada daya hantarnya, dikatakan tidak dapat menghantarkan arus listrik dan disebut sebagai isolator. Minyak tanah merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun dari 11-12 atom karbon dan diikat dengan ikatan kovalen non polar. Karakter dari ikatan kovalen non polar adalah sulit untuk terionisasi, karena di dalam larutan tidak terdapat ion-ion bebas maka minyak tanah tidak dapat menghantarkan arus listrik. Asam asetat glasial merupakan asam asetat murni, asam asetat merupakan asam lemah yang dapat terionisasi sebagian sehingga dapat menghanntarkan listrik dengan lemah, tetapi asam asetat glasial pada saat pengukuran arus dengan menggunakan avometer, menunjukkan angka nol, dengan demikian asam asetat glasial tidak dapat menghantarkan listrik karena dengan kemurnian yang tinggi, asam asetat glasial tidak dapat mengion. Asam asetat maupun minyak tanah merupakan senyawa kovalen. Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, tetapi senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion. Minyak tanah dan asam asetat glasial tidak dapat menghantarkan listrik sehingga digolongkan sebagai isolator.
            Air suling dan larutan NaCl jika diukur menggunakan avometer menunjukkan angka 4X105 dan 8X104. Angka tersebut menunjukkan bahwa air suling dan larutan NaCl dapat menghantarkan listrik. Daya hantar untuk larutan NaCl lebih besar jika dibanding dengan air suling karena NaCl kemampuan membentuk ion-ionnya lebih besar dibanding air suling. Reaksi ionisasinya adalah sebagai berikut :
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
H2O (l) → H3O+ (aq) + OH- (aq)
Air suling dan larutan NaCl dapat menghantarkan listrik sehingga digolongkan sebagai konduktor. Daya hantar listrik air murni biasa digolongkan sebagai non konduktor. Akan tetapi, sebenarnya air merupakan suatu konduktor yang sangat buruk dan terlihat dari nilai daya hantarnya yang kecil.
            Kegiatan kedua pada praktikum daya hantar listrik adalah pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak bebas (ion). Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda (+) sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Untuk mengetahui pengaruh dari konsetrasi terhadap lartan elektrolit, maka dibuat variasi masing-masing larutan dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,50 M; dan 1,00 M. Larutan yang diukur dibagi menjadi 2 golongan, golongan pertama membandingkan pengaruh konsentrasi pada elektrolit lemah dan elektrolit kuat, sedangkan golongan dua membandingkan pengaruh konsentrasi pada anion dan kation dalam 1 golongan.
            Larutan pertama dari golongan 1 yang diukur adalah asam asetat. Asam asetat merupakan asam lemah yang dapat terionisasi sebagian sehingga dapat menghanntarkan listrik dengan lemah dan tergolong sebagai elektrolit lemah. Jika variasi konsentrasi dari asam asetat diplotkan dengan daya hantar, maka akan diperoleh grafik sebagai berikut:
Grafik yang dihasilkan dari pengeplotan konsentrasi asam asetat dengan daya hantarnya secara umum meningkat, atau dengan kata lain semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi kemampuan asam asetat dalam menghantrkan arus listrik. Pada konsentrasi 0.5M nilai daya hantarnya lebih rendah jika dibanding dengan daya hantar dari konsentrasi 0.1 M. Penyimpangan ini terjadi kemungkinan dari larutan induk yang digunakan. Hal ini mengacu pada hasil peercobaan dari kelompok-kelompok sebelumnya yang selalu terjadi penurunan daya hantar pada konsentrasi 0.5M. Larutan induk yang digunakan kemungkinan konsentrasinya tidak tepat 1M, atau sudah rusak karena lamanya proses penyimpanan. SD dan Kv yang diperoleh untuk larutan asam asetat berada pada range 0-0.2 dengan Kv 0-7.69% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukandengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya tergolong presisi.
            Larutan kedua yang diukur daya hantarnya dan diplotkan dengan variasi konsentrasi adalah NH4OH. Larutan NH4OH merupakan larutan elektrolit lemah karena ion-ion dalam larutannya terionisasi sebagian. Grafik yang dihasilakn adalah:
Berdasarkan grafik diatas, secara umum pengaruh konsentrasi larutan sebanding dengan daya hantar. Tetapi terjadi penyimpangan pada konsentrasi 0.5M. penyimpangan tersebut dimungkinkan kurang teliti pada saat proses pengenceran. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0.1-0.58 dengan Kv 6%-11.11% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukandengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya tergolong presisi.
Larutan ketiga yang diukur daya hantarnya dan diplotkan dengan variasi konsentrasi adalah HCl. HCl tergolong sebagai larutan elektrolit kuat karena ion-ionnya dapat bergerak bebas di dalam larutan. Grafik yang dihasilkan dari konsentrasi dengan daya hantar adalah sebagai berikut:

Berdasarkan grafik diatas, pengaruh besarnya konsentrasi larutan sebanding dengan daya hantar. Konsentrai 0.01M menuju 0.05M terjadi kenaikan nilai daya hantar. Konsentrasi 0.05M menuju 0.1 M terjadi penurunan, dan konsentrai 0.1M menuju 1M terjadi kenaikan yang linier. Turunnya nilai daya hantar pada konsentrasi 0.05M kemungkinan disebabkan pada proses pengenceran yang kurang tepat. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0.58-4.16 dengan Kv 2.66%-14.16% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya nilai arus yang terukur kurang presisi.
            Larutan terahir yang diukur daya hantarnya adalah larutan NH4Cl. NH4Cl merupakan garam dari asam kuat dan basa kuat dan tergolong elektrolit kuat. Grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Berdasarkan grafik diatas, nilai daya hantar yang diukur sebanding dengan konsentrasi larutan. Grafik terus naik mulai dari konsentrasi 0.01M sampai mencapai nilai daya hantar tertinggi yaitu pada konsentrasi 1 M sebesar 0.0114 Ohm-1. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0-1.73 dengan Kv 0%-14.16% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya nilai arus yang terukur kurang presisi.
            Empat larutan yang diuji daya hantarnya, HCl merupakan larutan elektrolit yang paling kuat. Hal ini didasarkan pada nilai daya hantar HCl yang paling besar jika dibanding dengan ketiga larutan lainnya. NH4Cl merupakan larutan elektrolit yang lebih lemah jika dibandingkan dengan HCl tetapi lebih kuat dari NH4OH dan asan asetat. Asam asetat adalah jenis elektrolit yang paling lemah dari keempat larutan lainnya. Seperti yang telah ditunjukkan pada grafik, nilai daya hantar akan naik jika konsentrasi larutan diperbesar. Larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi, terdapat zat terlarut yang lebih banyak pula sehingga ion-ion bebas yang terdapat pada larutan akan semakin banyak. Banyaknya ion-ion pada larutan akan mempermudah terjadinya perpindahan elektron sehingga arus yang dihasilkan akan tinggi. Arus listrik sebanding dengan daya hantar, peningkatan konsentrasi akan memperbesar arus yang dihasilkan yang juga akan meningkatkan nilai daya hantar dari suatu larutan.
            Larutan dari golongan 2 merupakan garam yang dibentuk dari golongan halida, yaitu NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl. Keempat larutan ini akan dibandingkan kekuatan anion dan kationya pada 1 golongan dalam menghantarkan arus listrik. Larutan pertama yang diukur adalah NaCl. Grafik yang diplotkan antra konsentrasi dengan daya hantar dapat ditunjukkan dibawah ini:
Berdasarkan grafik diatas, nilai daya hantar yang diukur sebanding dengan konsentrasi larutan. Grafik terus naik mulai dari konsentrasi 0.01M dengan nilai daya hantar 0.00114 Ohm-1 sampai mencapai nilai daya hantar tertinggi yaitu pada konsentrasi 1 M sebesar 0.00978 Ohm-1. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0.06-1 dengan Kv 1.68%-9.09% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya nilai arus yang terukur mendekati kepresisian.
            Larutan kedua yang diukur adalah NaBr. Grafik yang diplotkan antra konsentrasi dengan daya hantar dapat ditunjukkan dibawah ini:
Berdasarkan grafik diatas, tidak jauh berbeda dengan grafik pada NaCl. Daya hantar dari larutan NaBr naik seiring dengan bertambahnya konsentrasi. Grafik terus naik mulai dari konsentrasi 0.01M dengan nilai daya hantar 0.00106 Ohm-1 sampai mencapai nilai daya hantar tertinggi yaitu pada konsentrasi 1 M sebesar 0.0387 Ohm-1. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0.06-6.24 dengan Kv 1.82%-6.98% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya nilai arus yang terukur kurang presisi.
Larutan ketiga yang diukur adalah NaI. Grafik yang diplotkan antra konsentrasi dengan daya hantar dapat ditunjukkan dibawah ini:
Berdasarkan grafik diatas, dari konsentrai 0.01M sampai 0.5M terjadi kenaikan nilai daya hantar. Konsentrasi 0.5M menuju 1 M terjadi penurunan nilai daya hantar yang cukup drastis. Turunnya nilai daya hantar pada konsentrasi 0.05M dapat disebabkan baik dari kesalahan praktikan pada saat mengukur daya hantar maupun alat yang digunakan. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0-4.51 dengan Kv 0%-11.84% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya nilai arus yang terukur kurang presisi.
Larutan terahir yang diukur adalah NH4Cl. Grafik yang diplotkan antra konsentrasi dengan daya hantar dapat ditunjukkan dibawah ini:
Grafi daya hantar larutan NH4Cl tidak jauh berbeda dengan grafik dari NaCl dan NaBr. Daya hantar dari larutan NH4Cl naik seiring dengan bertambahnya konsentrasi. Grafik terus naik mulai dari konsentrasi 0.01M dengan nilai daya hantar 0.001 Ohm-1 sampai mencapai nilai daya hantar tertinggi yaitu pada konsentrasi 1 M sebesar 0.02 Ohm-1. SD dan Kv yang diperoleh berada pada range 0.3-2.31 dengan Kv 0.92%-10% untuk konsentrasi 0.01M sampai 1M, sehingga dapat dikatakan percobaan yang dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasinya nilai arus yang terukur kurang presisi.
            Empat larutan dari golongan halida yang diuji daya hantarnya, NaI merupakan larutan dengan anion yang memiliki nilai besar dalam menghantarkan arus listrik, diikuti oleh NaBr kemudian NaCl. Dalam satu golongan, I terletak paling bawah jika dibanding dengan Cl dan Br. Dalam satu golongan, dari atas kebawah keelektronegatifan semakin berkurang. Jika berikatan dengan atom Na yang tergolong atom elektropositif, maka kekuatan ion pada NaI jauh lebih lemah jika dibanding NaBr dan NaCl karena perbedaan keelektronegatifannya lebih kecil. Perbedaan keelektronegatifan yang lebih rendah menyebabkan NaI akan lebih mudah mengion jika dibandingkan dengan kedua senyawa lainnya. Semakin mudah suatu senyawa mengion, maka arus yang dihasilkan juga semakin besar sehingga daya hantarnya juga akan semakin besar.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika melakukan praktikum adalah pembacaan arus pada avometer yang tidak stabil menyebabkan nilai yang diambil tidak akurat. Proses pengenceran yang kurang teliti akan mempengaruhi pembacan arus yang dihasilkan..



























BAB 5. PENUTUP


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari percobaan daya hantar listrik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Senyawa yang termasuk isolator adalah asam asetat glacial dan kerosin, sedangkan senyawa yang termasuk konduktor adalah air suling dan larutan NaCl
2.      Urutan kekuatan elektrolit adalah HCl NH4Cl NH4OH  CH3COOH, sedangkan urutan kekuatan anion dalam satu jurusan adalah I- Br -Cl -.

5.2 Saran
1.      Hendaknya lebih teliti ketika melakukan pengenceran dan proses titrasi.
2.      Lebih terampil dalam menggunakan avometer.





















Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Hidrochloride Acid (http://www.scienelab.com/msds/php? msdsld= 9223456) diakses 29 April 2012 pukul 08.04 WIB.
Anonim. 2012. Sodium Hidroxyde (http://www.scienelab.com/msds/php? msdsld= 9924120) diakses 29 April 2012 pukul 08.04 WIB.
Anonim. 2012. Acetate Acid (http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld= 9536790) diakses 29 April 2012 pukul 08.07 WIB.
Anonim. 2012. Ammonium Hidroxide (http://www.scienelab.com/msds/ php?msdsld= 9924473) diakses 29 April 2012 pukul 08.11 WIB.
Anonim. 2012. Sodium Chlroride (http://www.scienelab.com/msds/php? msdsld= 9337896) diakses 29 April 2012 pukul 08.12 WIB.
Anonim. 2012. Sodium Bromide (http://www.scienelab.com/msds/php? msdsld= 9463520) diakses 29 April 2012 pukul 08.12 WIB.
Anonim. 2012. Sodium Iodide (http://www.scienelab.com/msds/php? msdsld= 9567890) diakses 29 April 2012 pukul 08.36 WIB.
Anonim. 2012. Ammonium Chlroride (http://www.scienelab.com/msds/php? msdsld= 9924521) diakses 29 April 2012 pukul 08.40 WIB.
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Stoker, H.S. 1993. Introduction to chemical Principle. New York: Macmillan Publishing Company.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rinaka Cipta.
Supriyana. 2004. Kimia untuk Universitas jilid II. Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Fisika. 2011. Penuntun praktikum Termodinamika Kimia. Jember: FMIPA UJ.



LAMPIRAN
1.      Pengenceran semua bahan dari larutan induk 1M
a.       Konsentrasi larutan 0,01 M

b.      Konsentrasi larutan 0,05 M

c.       Konsentrasi larutan 0,1 M


d.      Konsentrasi larutan 0,5 M

2.      Data pengamatan dan perhitungan
a.       Mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa
Senyawa
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
Minyak tanah
5
0
0
0
0
0
0
0
0
Asam asetat glasial
5
0
0
0
0
0
0
0
0
Air suling
5
0.2
0.2
0
0
25000
4X10-5
0.2
0.2
Larutan NaCl
5
2
4
1.73205081
43.3013
1250
8X10-4
5
5

2.  Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan elektrolit kelompok 1
CH3COOH
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
1
1.00
0.00
0.00
3000.00
0.00033333
3.00
1
3.00
1
0.05
3.00
1.7
1.77
0.12
6.54
1698.11
0.00058889
3.00
1.9
3.00
1.7
0.1
3.00
2.6
2.60
0.20
7.69
1153.85
0.00086667
3.00
2.8
3.00
2.4
0.5
3.00
3
2.97
0.06
1.95
1011.24
0.00098889
3.00
3
3.00
2.9
1
3.00
5
5.00
0.00
0.00
600.00
0.00166667
3.00
5
3.00
5

NH4OH
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
0.8
0.90
0.10
11.11
3333.33
0.0003
3.00
1
3.00
0.9
0.05
3.00
3.4
3.20
0.20
6.25
937.50
0.00106667
3.00
3.2
3.00
3
0.1
3.00
3.7
3.47
0.21
6.00
865.38
0.00115556
3.00
3.3
3.00
3.4
0.5
3.00
3.1
3.27
0.15
4.68
918.37
0.00108889
3.00
3.4
3.00
3.3
1
3.00
6
5.67
0.58
10.19
529.41
0.00188889
3.00
6
3.00
5

HCl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
8
8.33
0.58
6.93
360.00
0.00277778
3.00
8
3.00
9
0.05
3.00
21
22.00
1.00
4.55
136.36
0.00733333
3.00
23
3.00
22
0.1
3.00
17
17.33
0.58
3.33
173.08
0.00577778
3.00
17
3.00
18
0.5
3.00
61
65.67
4.16
6.34
45.69
0.02188889
3.00
69
3.00
67
1
3.00
118
119.33
3.21
2.69
25.14
0.03977778
3.00
123
3.00
117
NaH4Cl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3.00
3.4
3.47
0.21
6.00
865.38
0.00115556
3.00
3.7
3.00
3.3
0.05
3.00
13
12.00
1.73
14.43
250.00
0.004
3.00
13
3.00
10
0.1
3.00
14
15.33
1.53
9.96
195.65
0.00511111
3.00
15
3.00
17
0.5
3.00
28
28.00
0.00
0.00
107.14
0.00933333
3.00
28
3.00
28
1
3.00
35
34.33
1.15
3.36
87.38
0.01144444
3.00
35
3.00
33

3.  Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan elektrolit kelompok 2.
NaCl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
3.4
3.43
0.057735027
1.68
873.7864
0.001144
3.5
3.4
0.05
3
10
11.00
1
9.09
272.7273
0.003667
11
12
0.1
3
16
15.00
1
6.67
200
0.005
14
15
0.5
3
24
23.00
1
4.35
130.4348
0.007667
22
23
1
3
30
29.33
0.577350269
1.97
102.2727
0.009778
29
29



NaBr
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
3.1
3.17
0.057735027
1.82
947.3684
0.001056
3.2
3.2
0.05
3
16
15.67
0.577350269
3.69
191.4894
0.005222
16
15
0.1
3
25
24.67
1.527525232
6.19
121.6216
0.008222
26
23
0.5
3
47
50.33
3.511884584
6.98
59.60265
0.016778
54
50
1
3
118
116.00
6.244997998
5.38
25.86207
0.038667
109
121

NaI
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
5
5.00
0
0.00
600
0.001667
5
5
0.05
3
31
30.67
0.577350269
1.88
97.82609
0.010222
30
31
0.1
3
49
43.33
5.131601439
11.84
69.23077
0.014444
39
42
0.5
3
72
67.67
4.509249753
6.66
44.33498
0.022556
68
63
1
3
48
51.33
3.055050463
5.95
58.44156
0.017111
54
52



NH4Cl
[M]
V (volt)
I (mA)
I rata-rata
SD
Kv
(%)
R (ohm)
L
(ohm-1)
0.01
3
2.7
3.00
0.3
10.00
1000
0.001
3.3
3
0.05
3
15
16.33
1.154700538
7.07
183.6735
0.005444
17
17
0.1
3
26
25.33
2.081665999
8.22
118.4211
0.008444
27
23
0.5
3
40
37.33
2.309401077
6.19
80.35714
0.012444
36
36
1
3
63
62.67
0.577350269
0.92
47.87234
0.020889
63
62


4.Grafik hubungan antara konsentrasi dengan daya hantar golongan 1





5. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan daya hantar golongan 2



JANGAN LUPA KUNJUNGI www.unej.ac.id